Kamis, 27 Mei 2010

inilah hidup



Saya selalu ada untuk mu, walau kamu selalu menghilang dari pikiran ku

Ini adalah perjalanan panjang,
Tak cukup kiranya waktu untuk mendengarnya,
Namun tidak juga membosankan,
Liku-likunya itu yang mengesankan,

Kiranya tidak akan seorangpun yang lepas dari itu,
Miskin-kaya, elok atau sebaliknya, dan seterusnya,
Dengan cinta semua ini akan indah,
Karena cinta adalah Karunia,

Selayaknya saya juga pernah merasakan hal itu,
Mencoba menyulam cerita, berbenang kasih sayang,
Sesekali jari ini terkena jarum, namun itu ku anggap sebagai pengorbanan,
Indah yang ku rasa, karena ku rancang penuh keoptimisan,

Berlalu sudah semua itu,
Tiada harap cemas yang mampu ku hindari,
Dia, dia, dia dan dia, angkuh
Sesaat saja datang, mungkin untuk memberi air saat haus atau berniat menyayat,

Dia tidak tahu apa yang saya mau,
Saya memandang, berhayal, tersenyum dalam sendiri penuh ….
Penuh tangis yang menderas
Ditambah mereka yang asyik memancing amarah,

Kenapa kau harus pergi dari waktu-waktu ku,
Emang salah ku terlalu egois berkata sayang,
Atau mungkin saya yang terlalu rendah di mata mu,
Saya terlalu berharap lebih pada mu,

Malam ini sepi,
Tiada lagi tawa mu seperti kemarin,
Bisakah dalam sendiri ini mampu melalui rel kehidupan yang kaku ini,
Saya tanpa kamu, seakan loko tanpa gerbong,

Kegagalan dalam menjalin hubungan bukan akhir dari hidup mu, Sobat. Belajarlah untuk sendiri, karena itu bukan musibah. Dia cuek pada mu itu bukan penghinaan, tetapi semangat untuk maju. Buktikan bahwa kamu pasti lebih baik dari mereka yang dia pilih. Terkadang kebencian itu juga dibutuhkan, disaat kita dijauhi. Namun kelola kebencian itu untuk memacu semangat berusaha dan berdoa. Bukan kebencian untuk merusak lingkungan dan pikiran.

Dia harus tahu, bahwa sebuah kesalahan untuk meninggalkan atau menolak ataupun cuek pada mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar